Rahasia Kasih Seorang Ibu.
"Ibuuu… jangan tinggalkan akuuu… !! Ibuuuuu.. jangan pergiiii…. ! Teriak Iwan ketika didapatinya ibunya terbujur kaku di atas dipan. Wajahnya nampak sekilas senyuman. Tubuhnya dingin membeku. Dipeluknya tubuh ibunya dan digoncang-goncangkan, namun tetap saja ibunya tidak bangun untuk memberikan senyuman dan belaian seperti yang biasa ia lakukan jika anaknya yang dirantau pulang. Derai air mata mengguyur deras dari mata Iwan. Terlihat sesal tiada tara memenuhi wajahnya. Mendung nya sama seperti mendung di langit saat itu. Hujan mengguyur lagi, seperti ikut berduka mendalam atas kepergian seorang perempuan tua paruh baya. Ruhnya telah pergi jauh, jauuuh sekali. Dan Iwan hanya terlihat masygul meyesali keterlambatannya untuk segera pulang. Harapannya untuk bisa melihat ibunya walau hanya beberapa saat, ternyata punah bersama pudarnya cahaya matahari sore itu . Kabar dari kakaknya yang menyebutkan ibunya sakit keras tidak membuat ia segera bergegas minta ijin dari kantornya dan berkemas-kemas untuk segera pulang. Ia masih ada tanggungan perkerjaan yang harus segera ia selesaikan. Selang sehari sejak menerima sms dari kakaknya, baru ia beranjak untuk pulang ke kampungnya. Jarak Jakarta - Solo ditempuhnya dengan perasaan gundah dan gelisah. Sepanjang perjalanan ia tak dapat memejamkan matanya. Ingatannya selalu terbayang wajah ibunya yang penuh dengan kasih sayang selalu menjaganya dan mendidiknya selama ini. Ia ingat bagaimana dulu ia selalu membuat susah ibunya. Ia ingat bagaimana ia sadar dari jalan hidupnya yang kelam, kemudian ibunya dengan penuh kesabaran membimbingnya untuk kembali menapaki kehidupan dengan penuh semangat dan rasa percaya diri. Ibunya yang selalu memberi wejangan-wejangan agar ia bisa menjalani hidup dengan segala keyakinan dan kesabaran. Ibunya yang selalu memberikan keteduhan dikala dia membutuhkannya. Ibunya yang baginya adalah segalanya, kini telah pergi meninggalkannya tanpa sempat ia membalas semua yang telah diberikan kepadanya."
